Hati yang Kau Sakiti


Terkadang Cerita yang sangat kita banggakan tak akan berjalan mulus begitu pula cerita cintaku. Aku dan dia sudah bertunangan namun aku harus merelakannya bahagia bersama orang lain. Menyakitkan bukan? Tentu saja iya, tapi dibalik itu semua aku menemukan seseorang yang memang cinta sejatiku


_FlashBack_


Rinai hujan baru saja berhenti tadi, dan masih meninggalkan tetes-tetes embun di kaca jendela kantorku. Sudah lama aku menunggunya namun tak ada tanda-tanda kemunculan dari dirinya. Apa yang sedang ia lakukan? Telpon dariku pun tak ada di jawabnya, bahkan makan malam dengan dirinya pun hancur total. Sempat terlintas di pikiranku, apakah dia mempunyai Wanita Simpanan Lain? Namun segera ku tepiskan itu semua.


"Loh Fy ? belum pulang ? Aku kira kamu udah pulang" Tanya Gabriel sahabat sekaligus rekan kerjaku


"Belum yel , aku lagi nunggu Rio nih, kamu sendiri?" tanya ku kepada iyel


"Nih mau pulang , yakin fy gak barengan? soalnya udah mau maghrib loh" tawar iyel kepadaku, namun aku segera menggeleng dan berkata "Gak ah , aku mau nunggu Rio disini" ucapku sambil memberikan senyumku kepadanya


Iyel pun hanya membulatkan mulutnya dan bergegas meninggalkanku dengan melambaikan tangannya kearahku, aku pun membalasnya dan memberikan senyuman terakhirku .


Pintu tertutup, ketika aku memastikan kalau iyel sudah keluar dan turun kelantai bawah, aku pun terduduk di kursiku memandang semua foto-foto ku bersama Rio.


Yaps, kenalkan aku Alyssa Saufika Umari, panggil saja Ify, yang tadi itu adalah Gabriel ,Gabriel Stevent Damanik namun aku lebih suka memanggilnya Iyel, dan kekasihku adalah Mario Stevano Aditya Haling atau Rio.


Aku, Rio dan iyel sudah berteman sejak lama tepatnya sejak kami di Indo dahulu kini kami melanjutkan Sekolah kami di Stanford University London, Aku mengambil jurusan Hukum dan Rio serta Iyel mengambil jurusan Management. Namun belakangan ini sikap rio kepadaku agak berubah , tetapi aku tak mengambil pusing untuk itu semua .


Pluk, pundakku di tepuk oleh seseorang dan reflek aku melihatnya Nampak Gabriel disana yang memasang wajah yang sangat marah dan menarikku begitu saja.


"Loh Yel, mau kemana? Kok ke Lobby sih? Aku masih mau nunggu Rio" ucapku sambil berhenti


"Rio gak akan datang" ucapnya Dingin dan melihatku dengan tatapan tajam


"Loh kok? LEPASIN!" bentakku kepada Iyel sambil menyentakkan tangan iyel yang mencekram erat tanganku


"Kamu kenapa sih? Yel, aku kenal Rio dan Rio gak akan pernah ngelanggar janjinya. Aku gak akan pernah pulang sebelum Rio datang kesini. NGERTI!" ucapku


Tampak Wajah marah dari Iyel, ia pun meninggalkanku sendiri di lobby kantorku . 


Aku terduduk lemas di Kursi Lobby , memikirkan semua kejadian dengan iyel sebelumnya. Iyel tidak pernah marah-marah seperti ini ada apa ini? Aku mencoba telfon kembali Rio namun sudah berpuluh-puluh kali tak ada jawaban darinya aku sms pun tak pernah dibalas olehnya.


‘Bu Ify, Loh gak pulang bu ??’ Tanya Pak Wan


"Tunggu Mas Rio pak" balasku


"Loh den Gabriel gak bilang apa-apa sama ibu Ify ?’


"Bilang apa yah pak?"


"Kalau tadi den Rio, datang kesini sama cewek tinggi, rambutnya panjang dan putih gitu, terus den Rio cuman ngabsen lalu pergi lagi sama cewek itu" terang pak Wan


"Bapak yang bener?" tanyaku


"Iya bener kok Bu."


Aku terduduk lemas di sofa, tangan ku letakkan di kepalaku, dan air mata yang sudah deras ku biarkan jatuh.


"Bu ibu , gpp kan? Saya panggilin pak Budi aja ya. Suruh antarin ibu!"


Aku biarkan saja pak Wan menelpon pak Budi . selang beberapa menit kini aku sudah berada di dalam mobil itu, menuju rumahku. Aku masih gag percaya dengan itu semua.


***


Ketika aku sampai di rumahku, aku melihat Iyel yang sudah duduk manis di teras rumahku , ku liat jam ditanganku 21.00 wib, ini sudah malam ngapain Iyel disini?


Setelah aku turun dari mobil, aku memasuki teras rumahku dan kudekati Iyel lalu aku bertanya


"Yel , ngapain disini ?"


"Gue mau nunjukkin sesuatu sama loe, ikut gue" ujarnya sambil menatapku tajam dan menyeret tanganku.


Aku tak bisa mengelak lagi karna aku sudah tak memiliki kekuataan apapun untuk melawannya


"Yel , kita mau kemana?"

"Nanti loe tau"


Kami pun melesat meninggalkan rumahku dan menuju tempat yang dirahasiakan oleh Iyel , sepanjang perjalanan kami hanya diam


Hingga pada akhirnya aku dan iyel sampai di sebuah Taman yang sangat gelap, ngapain iyel membawaku kesini? pikirku 


Taman yang sangat indah dan hey, tunggu taman ini tak asing bagiku. Apa maksudnya Iyel membawa ku kesini. Aku ingat taman ini, disini tepat aku dan Rio bertunangan, tapi itu sudah lama, aku masih penasaran ngapain Iyel membawaku kesini?


Tiba-Tiba saja Iyel berhenti, aku pun juga berhenti. Terdapat lilin-lilin putih yang mengelilingi taman, sangat cantik dan di kejauhan sana terdapat sebuah meja bundar dan 2 sejoli yang terlihat sangat bahagia


Aku semakin mendekat dan mendekat hingga pada akhirnya.. Itu Rio Dan Itu Artis SIVIA AZIZAH! Jadi.. dengan emosi yang memuncak aku mendekati mereka.


Brak !!

"Oh jadi Ini Yo? ini alasan kamu batalin acara kita belakangan ini? Jawab Yo! Jawab! Tega kamu Yo... Kamu tega sama Aku!" ucapku dengan tangis dan air mata yang tak bisa di bendung lagi


"Fy maafin, tapi aku udah gak bisa lanjutin hubungan kita, maafin aku Fy" tuturnya


"APA? Apa kamu bilang Yo? Kamu tega Yo! Kamu tega MARIO! AKU BENCI KAMU YO !! AKU BENCI  !! AKU BENCI !!"ucapku sambil memukul tubuhnya , ia pun mendekapku kedalam peluknya mungkin ini untuk terakhir kalinya


"Maafin aku Fy, maaf. Aku uda gak bisa pertahanin hubungan ini lagi. Jujur Fy sejak kita pacaran hingga kita bertunangan aku gak pernah mencintai kamu seumur hidupku. Aku dan Via akan menikah lusa aku mohon kamu datang, sekali lagi aku minta maaf maaf untuk semuanya, semoga kamu mendapatkan yang lebih dari aku. Maafkan aku"


Aku yang mendengar perkataannya pun, hanya menatapnya dengan segera ku lepas cincin yang ada di tanganku dan ku taruh di tangan Rio. Lalu aku pergi meninggalkan mereka, mungkin pergi dari kehidupannya.


***


~~ THE END ~~

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua