Resensi Buku Ayah Jangan Menangis

 Ayah Jangan Menangis


🍁🍁🍁


Jika selama ini banyak berseliweran kisah-kisah wanita yang disiksa oleh kaum pria. Kini, novel ini bercerita tentang kebalikannya. Wanita yang menyiksa pria.


Novel karya Akhyar Mustafa yang diterbitkan oleh Penerbit Lingkaran, Januari 2020. Cerita yang ditulis berdasarkan kisah nyata. Novel ini menceritakan sosok ayah, sekaligus suami yang mencari istrinya yang pergi tanpa pamit. Kisah ini berlatar belakang di Aceh.


Ilham adalah seorang guru, menikahi Ira, adik dari Bang Umar, sahabat yang banyak menolongnya. Ilham menerima Ira, atas dasar balas budi. Setelah mereka menikah, Ilham harus bekerja lebih keras lagi untuk memenuhi semua kebutuhan dan permintaan Ira.


Setelah pulang mengajar, Ilham segera bekerja menjadi kuli bangunan. Lanjut mengajar anak-anak di lingkungannya, mengaji, setelah Isya.


Ira punya penghasilan sendiri, tapi dirinya masih saja merasa kekurangan. Ia terlalu boros dalam menggunakan uang. Setelah melahirkan Aria, Ira hanya menyusuinya selama seminggu. Selebihnya Ira memberikan anaknya susu kaleng. Begitu pun, Ira masih meminta Ilham mengambil pinjaman di bank, untuk membeli sebuah mobil.


Hingga suatu saat Ira pergi setelah menitipkan kedua anaknya, Aria dan Hanif, kepada tetangganya. Ira menghilang bagai di telan bumi. Bahkan keluarganya, pun, tak tahu di mana keberadaan Ira.


Ilham bingung karena selain dia harus mengajar dan menjaga anak-anaknya. Ia, pun, harus memikirkan cara untuk membayar hutang-hutang Ira hingga ratusan juta.


Ketika Ilham dan anak-anak mencari Ira, Aria mengalami musibah.


Di sinilah semua gejolak itu bermula. Semakin dalam membaca novel ini, semakin terasa pedih yang dialami Ilham dan anak-anaknya.


Bayangkan, rasa rindu seorang anak pada ibu yang melahirkannya, tak terbayar hanya karena keegoisan sang ibu. Ayah yang bersusah payah mengabulkan permintaan anak, pun, tak bisa berbuat apa-apa.


Di novel ini juga ada cerita tentang seseorang yang mempunyai kelainan seksual dan akhirnya kembali ke jalan yang benar berkat Ilham.


Banyak hikmah yang bisa kita jadikan contoh dalam novel ini. Salah satunya adalah agar kita selalu percaya dan yakin akan kuasa Allah. Saat susah dan senang, ingatlah selalu padaNya.


Sejujurnya, ada rasa gemas dengan Ira yang telah menelantarkan anak-anaknya. Tapi, karena yang membaca tulisan ini adalah emak-emak yang juga memiliki anak. Tak pelak sambil membaca, air mata ini mengalir menganak sungai, hingga terlupakanlah rasa itu.


Di akhir cerita, akhirnya Ilham menemukan kebahagiaan, walau endingnya sungguh tak disangka.


Namun, ada juga terselip kisah lucu di dalamnya, tentang tingkah konyol penulis karena seorang dokter cantik, ada tertulis nama panjangnya. Ini sih, masih dugaan saya sebagai pembaca. Tapi, sepertinya, itu benar adanya. Kalau ingin tahu, silakan baca bagian 10 di halaman 56 dan seterusnya.



Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua