Menyimpan Dendam

 


Apakah kita termasuk salah seorang yang menyimpan dendam untuk orang lain?


Apakah kita memegang sesuatu yang dikatakan seseorang bertahun-tahun yang lalu, dan sampai sekarang masih merasa kesal, Lalu menghabiskan banyak waktu memikirkan orang yang menyakiti kita?


Jika betul, maka kita sama saja telah membuang-buang ruang otak yang berharga pada sesuatu yang tidak bermanfaat, serta membiarkan orang itu hidup bebas di kepala kita. Padahal, hal itu hanya akan membuat kekacauan dan menghancurkan sistem kerja otak kita!


"Memelihara kebencian, sama saja membiarkan seseorang yang Anda benci hidup bebas tanpa biaya di kepala Anda." - Ann Landers


Apakah itu yang kita inginkan? Masihkah kita memiliki keinginan yang kuat untuk mengacaukan sistem otak di kepala dengan membiarkan orang lain mengambil ruang di pikiran kita? Membiarkan pikiran selalu diserang oleh penyewa gratis yang kita izinkan sendiri untuk jongkok dan menetap tinggal di sana lalu membuat semua sistem kerja otak kita jadi berantakan?


Jangan pernah lagi memberikan mereka kekuatan atas diri kita.!


Sayangnya, orang yang kita benci sama sekali tidak ingat kepada kita. Dia di sana hidup bahagia dengan kehidupannya dan bahkan tidak tahu bahwa kita memikirnya. Jadi, jangan biarkan orang yang kita benci mengambil real estat berharga di otak kita.


Kita terbiasa untuk menolak melupakan seseorang.


Kebencian telah mengakar.


Kita telah memutar ulang percakapan di kepala kita berulang kali... dan merencanakan atau mempersiapkan kosakata khusus buat orang yang kita benci “suatu hari ketika kita mendapatkan kesempatan”.


Sungguh menyedihkan.


Kita menyia-nyiakan begitu banyak waktu merenungkan kata-kata yang dikatakan dan perbuatan yang telah terjadi beberapa bulan atau tahun yang lalu. Padahal, kita tidak melakukan apa-apa - kita hanya kesal.


Seseorang mengambil ruang di dalam pikiran kita, sementara Dia menjalani hidup bahagia, dan samasekali tidak memberikan konstribusi apapun terhadap perkembangan pemikiran.


Jadi mengapa kita terus memberi Dia begitu banyak energi mental padahal mereka tidak pantas menerimanya? Bukankah ini tidak adil? Lantas, mengapa kita tidak memilih untuk membiarkan pikiran itu pergi setiap kali Dia datang ke kepala kita dan mengantinya dengan orang yang kita cintai.


Sudah saatnya kita mengusir Dia yang telah mengambil ruang di kepala kita dengan membuka pemikiran baru yang benar-benar akan berguna dalam melangkah maju. Ini adalah sebuah pilihan. 


Karena, ketika kita memiliki kebencian atau menolak untuk memaafkan seseorang, “itu sama seperti kita telah meminum racun lalu berharap orang lain yang mati.” (Malachy McCourt)


Saatnya melepaskan masa lalu dan membiarkan negativitas itu pergi. Dan orang-orang yang telah menyakiti kita, sesungguhnya tidak layak mendominasi ruang di kepala kita.


❤️❤️❤️


Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua