Putri Tenun Bulan Purnama




Pada jaman dahulu kala, hiduplah seorang putri cantik nan lembut. Putri Jasmine namanya, dia senang sekali bermain dengan para hewan di hutan belakang istana. Raja dan Ratu tentu khawatir melihat putri semata wayangnya gemar sekali pergi ke hutan belakang istana, meskipun dikawal menurut sang Raja tetaplah bahaya bisa saja mengintai.


Sang Raja mendiskusikan hal ini dengan penasihatnya, "Hai penasihat, tahukah kau Putri Jasmine hampir setiap hari pergi ke hutan belakang istana, aku benar-benar khawatir. Apa yang sebaiknya aku lakukan?" ujar sang Raja.


"Saya ada ide paduka Raja." Penasihat berkata


"Apa idemu?"


"Bagaimana jika kita nikahkan saja Putri Jasmine, bukankah banyak sekali pangeran dari negeri seberang yang kabarnya menyukai Putri, wahai paduka Raja. Kita buatkan saja sayembara, silahkan Raja atau juga Ratu yang memilihkan calon suami untuk Putri Jasmine," terang penasihat mengenai idenya.


"Ide cemerlang! Wahai penasihat, idemu sangat menakjubkan. Segera siapkan acaranya!" seru Raja kala itu.


Di tempat lain, di dalam hutan yang sejuk dan damai. Putri Jasmine bersama rombongan pengawal dan asistennya menapaki sudut hutan sebelah utara. Putri melihat cahaya putih bersinar di ujung sana. Sesampainya disana, ternyata sebuah mesin tenun tua berlapis emas dan perak, sungguh indah. Dibawa pulang oleh putri Jasmine mesin tenun tersebut.


Sampai di istana kerajaan, pada saat makan malam bersama orang tuanya, Putri Jasmine menceritakan apa yang ditemukan di hutan. Namun Raja dan Ratu mengabaikan cerita tersebut.


"Jasmine putriku tersayang, minggu depan akan diadakan sayembara untuk dirimu, Nak," kata sang Raja.


"Sayembara apa ayahanda?" 


"Sayembara untuk menentukan siapa yang akan menjadi suamimu anakku,"


"Aku tidak mau, aku masih belum ingin menikah Ayah!" Berlari putri menuju kamarnya selepas berkata demikian.


Berhari-hari putri mengurung diri di kamar, yang dilakukannya hanya menenun saja. Ditemani Pussy, kucing kesayangan Putri Jasmine.


"Ayah jahat, mengapa ingin segera menikahkan aku? Apa salahku hingga secepat ini ayah menikahkan aku?" lirih putri Jasmine berkata sendiri sambil berurai air mata.


Tiga hari sudah putri mengurung diri. Sudah semakin lancar dan mahir putri menenun. Tepat di malam bulan purnama, karena sudah merasa mahir menenun Putri Jasmine semakin senang dan membuatnya semakin semangat menenunnya. Hingga tidak sadar waktu sudah tengah malam. Pussy kucing kesayangan tertidur di kaki sang putri.


Tiba-tiba benang-benang tenunan tersebut membentuk tangga hingga menuju bulan, putri terus menenun dan terus menenun. Tanpa sadar putri sudah sampai di bulan. Tubuh putri merasakan dingin luar biasa, ketika hendak memakai kain tenunannya sebagai selimut, betapa kagetnya putri Jasmine bahwa dirinya sudah sampai diatas langit, tepatnya sudah sampai di bulan.


Putri Jasmine menangis dan ingin segera pulang ke rumah di bumi. Putri kembali menenun kain untuk digunakan sebagai tangga kembali pulang, namun benang tenunannya tidak sengaja tergigit dan rusak oleh Pussy. 


Begitulah akhir kisah Putri Jasmine terperangkap di bulan, tidak bisa kembali ke bumi. Dan pada tiap malam bulan purnama kita di bumi bisa melihat bayangan putri Jasmine sedang menenun ditemani oleh kucingnya.


Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua