Terbang dan Pergi

Putri Kemuning menyandarkan punggungnya ke dinding, di luar rumahnya. Terlihat ia memejamkan mata, lalu sesekali ia menatap ke arah langit, seolah nampak harapan di atas sana. Akan tetapi, akhirnya ia menundukkan kepalanya sendiri. Ketika dengan mantap menatap harapan di langit justru yang ia dapati sama sekali bukanlah asa, melainkan sendu hatinya sendiri. Hatinya terasa kasar, tetapi kosong sama sekali.


Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannya sendiri, kemudian mengusap-usapnya.


Ya, cinta membuatnya sakit jiwa. Hingga membuat Putri Kemuning tak lebih berbeda dari orang gila. Kalau saja, akhirnya benar-benar menjadi gila sebenarnya tak mengapa juga, ia tetap punya teman dan tak hanya dirinya saja yang mengalami hal demikian. Betapa dahsyatnya mengguncang jiwa, betapa ampuhnya membutakan mata, lagi betapa berhasilnya meluluh-lantakan logika, sehingga membuat jiwanya menjadi gila.


Bagaimana jiwanya tak menjadi gila, kalau seseorang yang dicinta tak dapat ia miliki sepenuhnya. Justru ia harus mereguk dan meneguk paksa suratan yang hampa lagi kosong. Atau dalam hal lain, seseorang yang telah diikatkan hatinya hanya kepada sosok yang dicinta, justru yang dicinta itu tadi tega hati berlaku khianat dan melepas ikatan yang telah susah payah dirajut, lalu membuangnya dengan cara yang tak lebih menghinanya.


Kehilangan Angga Kurnia oleh tangannya sendiri, membuat Putri Kemuning benar-benar kehilangan akalnya. Terkadang dirinya terdiam dengan tatapan kosongnya lalu menangis.


Kota Jakarta sebagai obat dari hatinya yang rapuh. Kesibukan pekerjaan dan segala tanggung jawab yang dipikulnya membuatnya lupa dari rasa bersalah. Bersalah karena sudah menjadikan seorang anak menjadi yatim.


Putri Kemuning terdiam sesaat.


Mengambil selembar kertas kosong, sebelum ia lipat kertas tersebut menjadi bentukan pesawat kertas. Kemudian tak berselang lama, Putri Kemuning membuka kaca jendela. Putri Kemuning menyiapkan dirinya dengan cara memantapkan betul hatinya. Lantas melepaskan kertas lipatan pesawat kertas itu agar terbang melayang-layang, dan akhirnya jatuh terbawa aliran air di bawah sana.


'Jatuh ke arah Utara?' gumamnya.


Baiklah, kerja sama perusahaan berikutnya akan dilaksanakan ke Korea. Tidak ada salahnya menetap disana.

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua