Boys Don't Cry


Beberapa orang tua ada yang langsung mengucapkan 'Anak laki-laki nggak boleh nangis' atau 'Anak laki nggak boleh cengeng' ketika putranya terjatuh atau melakukan sesuatu hal yang membuatnya ingin menangis.
Dengan kalimat seperti itu, seakan-akan anak lelaki 'dibentuk' menjadi pribadi yang tangguh. Apalagi, kegiatan menangis sering diidentikkan dengan anak perempuan.
Banyak persepsi bahwa perempuan adalah kaum lemah sehingga ketika laki-laki menangis maka kesimpulannya adalah laki-laki tersebut lemah, padahal laki-laki tidak boleh lemah.
Saya sangat tidak setuju dengan pernyataan itu.
Menurut saya, menangis adalah salah satu bentuk ekpresi perasaan yang sedang dialami dan perlu pemaknaan. Menangis tidak ada kaitannya dengan sebuah kelemahan dan bukan hanya milik perempuan. Selain itu, menangis adalah bukti bahwa hati seseorang tidak 'mati' dan masih bisa menerima sebuah sinyal ketidaknyamanan.
Selama menangis hanya merupakan bentuk ekspresi perasaan dan bukan jalan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi, maka menangis tidak ada salahnya. Sebab, menangis bisa membuat hati lega.
Ketiga anak lelaki saya tidak pernah saya larang untuk menangis, dan juga tidak buru-buru membuatnya diam dan tidak menangis lagi.
Saya ingin menekankan bahwa tidak benar jika menangis itu sesuatu yang negatif, terlebih ketika anak menangis setelah dimarahi orang tua. Saya justru memberikan kesempatan ruang dan waktu kepada anak untuk melepaskan perasaannya dengan menangis.
Orang tua perlu melakukan identifikasi perasaan yang sedang dialami oleh anak secara mendalam. Caranya, orang tua bisa mengajak anak berbicara atau berdiskusi. Dengan cara ini, biasanya orang tua bisa membantu anak memandang situasi secara realistis. Kemudian, ajak anak mengevaluasi situasi yang membuat mereka menangis.
Lalu, tunjukkan apa yang bisa mereka lakukan selain menangis sehingga masalah dapat terselesaikan dengan baik. Penting pula bagi orang tua memberi dukungan dan bersikap terbuka pada anak. Sehingga, anak bisa bercerita dan bertanya tentang apapun yang mereka risaukan.
Orang tua juga bisa mengajari anak macam-macam ekspresi perasaan dan respons seperti apa yang biasanya muncul. Cara ini bisa menambah kemampuan anak dalam mengidentifikasi perasaan mereka.
Saya percaya, anak laki-laki yang menangis tidak akan menjadi laki-laki yang lemah di kemudian hari. Anak laki-laki yang menangis artinya dia pernah memiliki pengalaman melepaskan perasaan tidak nyaman dan menanamkan satu nilai dalam diri tentang bagaimana membangun kenyamanan setelah merasakan hal tidak menyenangkan.
Ini hanya opini saya, mungkin keinginan saya sama seperti keinginan setiap orang tua yakni berharap kelak memiliki anak yang kuat mental, sehat fisik dan juga kuat imannya. Aamiin

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua