Botol Plastik Ibu

 Siang hari disaat matahari terik membakar Kota Bandung. Tampak asap tebal yang membubung tinggi di angkasa dari lemparan gas air mata dari arah petugas. Seperti airmata rakyat yang menangis karena penderitaan dan kabut akan masa depan mereka yang semakin tidak jelas.

Teriakan membahana dan aku ikut berlari menjauh dari pusat kerumunan.

Sudah satu pekan kondisiku kacau. Tidak bisa pulang dan rasanya seperti disekap dalam rasa takut.

"Andri, mau sampai kapan loe begini?"

"Bagaimana gue bisa pulang, kalau botol minum plastik punya nyokap gue hilang diantara kerumunan demo minggu lalu. Loe tahu kan botol plastik yang mahal harganya itu?!

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua