Mata Lembut Orangutan

Mata Lembut Orangutan
Namaku Litha Kristin, aku akan mengisahkan tentang pekerjaanku yang unik. Aku bekerja sebagai pengasuh, tetapi bukan sembarang pengasuh, aku adalah pengasuh Orangutan.
Aku akan menceritakan bagaimana awal mula mengapa sampai bisa menjadi pengasuh bagi Orangutan di Pusat Reintroduksi Orangutan Nyaru Menteng milik yayasan Borneo Orangutan Survival Foundation (BOSF) di Jalan Cilik Riwut Km.28 Palangka Raya.
Saat itu sekitar tahun 2007 usai lulus SMA, aku sempat bekerja sebagai pelayan di sebuah usaha jasa foto kopi yang berada di Palangka Raya. Namun karena bosan dan tidak ada peningkatan pengalaman. Aku pun memutuskan untuk hengkang. Dan setelah sempat menganggur beberapa saat ada orang yang menawari untuk bekerja sebagai pengasuh Orangutan.
Aku sendiri belum tahu saat itu apa kerjanya, tapi kupikir ini pengalaman baru dan tak ada salahnya untuk dicoba.
Setelah melalui serangkaian tes, aku pun dinyatakan lulus dan ditugaskan untuk merawat bayi Orangutan. Karena yang dirawat ini adalah bayi maka tentu tak ada kesulitan untuk berdaptasi. Aku diajarkan bahwa bayi orangutan hanya butuh digendong dan tak lupa minum susu dan bermain-main.
Memang sempat takut jangan-jangan digigit, tapi setelah beberapa hari kerja aku merasa nyaman.
Hubunganku dengan Hanao itu ibarat ibu dan anak. Tugas yang aku lakukan dan 21 pengasuh anak orangutan lainnya setiap pagi yakni, menyiapkan kebutuhan para bayi orangutan seperti susu, buah-buahan dan mainan dan dimasukkan ke dalam ransel khas Dayak terbuat dari rotan.
Setelah itu, baru menyiapkan 52 individu bayi orangutan yang kemudian dipisahkan dalam beberapa grup, di mana satu grup terdiri dari 2 pengasuh dan 10 bayi orangutan.
Setelah terkumpul semua maka pasukan orangutan ini langsung digiring masuk ke dalam hutan yang berjarak sekitar 500 meter dari kantor mereka.
Sesampainya di dalam sekolah hutan maka masing-masing grup akan berpisah dan setelah berpisah maka mereka wajib menghitung ulang berapa jumlah orangutan yang ada pada mereka. Sebab biasanya ada juga yang nakal dan lari masuk kedalam hutan tanpa sepengetahuan penjaga. Kalau sudah begini maka tugas pengasuh mencarinya hingga ditemukan.
Sri Rahayu, yang merupakan koordinator pengasuh mengatakan, "Menemukan orangutan yang kabur tidak sulit bagi para pengasuh. Sebab mereka sudah tahu di mana orangutan nakal itu sembunyi. Karena biasanya masing-masing orangutan itu punya tempat favorit untuk bermain sendiri."
Ada satu orangutan yang seringkali hilang, namanya Fajar, maka kita tinggal cari tempat dia biasa bermain pasti ketemu.
Karena kebanyakan orangutan ini adalah hasil sitaan (sudah dipelihara manusia) atau pun karena induknya terbunuh, maka di dalam sekolah hutan secara perlahan mereka akan diajarkan untuk kembali mengenai habitat mereka yang asli.
Para pengasuh ini tak hanya duduk-duduk melihat anak asuhnya bermain, namun dia juga membawa catatan mengenai perkembangan anak asuhnya untuk dilaporkan ke kantor.
Jadi tugas kami juga melihat dan mencatat kondisi anak didik kami disekolah hutan.
Selain mencatat perkembangan para pengasuh ini juga harus memberikan susu dalam dot bayi kepada bayi orangutan kalau haus dan juga makanan seperti buah pisang bila sudah waktunya makan.
Memang tak mudah untuk mengajarkan para orangutan ini kembali mengenai habitatnya. Butuh waktu panjang untuk mereka bisa berubah, apalagi untuk orangutan yang pernah dirawat manusia.
Aku akan menceritakan pengalaman unik dan lucu saat mengasuh orangutan yang bernama Hanao. Dalam kebiasaan, para pengasuh itu bila masuk ke dalam hutan untuk memulai sekolah hutan selalu membawa bangku kecil yang fungsinya untuk mengawasi para orangutan yang bermain di tanah.
Si Hanao ini sangat hapal dengan bangku yang aku gunakan, jadi ketika siapapun yang mau duduk disitu baik pengasuh atau orangutan lain akan dipukulnya dengan kayu. Mungkin maksudnya ini bangku milik ibu.
Selain itu ada juga orangutan yang selalu menakuti para pengasuh dengan melemparkan ranting kayu dari atas pohon.
Aku tidak tahu sampai kapan akan menjadi pengasuh Orangutan, mungkin selamanya. Entah. Karena mata lembut orangutan selalu berhasil membuatku jatuh cinta pada pekerjaan ini.

#cerpen #orangutan #ceritapendek

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua