Cinta yang Rumit

 "Jadi apa yang akan kamu lakukan?" tanya sang wanita, pada seorang lelaki di sebelahnya. Sambil menyeka air mata yang sedari tadi jatuh di pipinya.

Seorang lelaki dan perempuan makan es krim stroberi berdua. Mereka duduk menatap jalanan yang sibuk. "Aku tak bisa begini terus," ujar si lelaki, mengeluh.
"Apa rasa cinta di hatimu tidak cukup besar kepadaku?" sahut sang wanita dengan suara terisak.
"Cintaku amat besar, tetapi aku tidak punya cukup kuasa untuk memilikimu. Dunia ini nyatanya tak menginginkan kita bersatu, kamu harus pahami hal itu. Aku pergi bukan untuk menyerah, aku akan kembali untuk memperjuangkan cintaku, cinta kita. Bersabarlah." Kalimat panjang dari suara lelaki itu mengakhiri pertemuan mereka.
Lima tahun kemudian.
Di sebuah apartemen bilangan Jakarta Pusat, pemiliknya seorang wanita berusia 25 tahun. Duduk memandang jendela kamar, menatap kosong entah ke arah mana.
"Entah di mana kamu berada, apakah kamu masih berjuang ataukah sudah memiliki hati yang lain?" lirih wanita itu berkata sendiri, namanya Sarah Agnesia. Seorang wanita karir sukses, di sebuah perusahaan ternama.
Minggu depan Sarah akan menikah. Sudah berpalingkah Sarah? Tidak. Hanya saja usia yang menginjak angka 25 tentu banyak tuntutan untuk cepat menikah. Dan hadirlah Andreas Hadiwinata, pria keturunan berusia 28 tahun, mapan dan sudah menetapkan hati ingin segera menikah dengan Sarah.
Hati Sarah luluh setelah pendekatan yang hampir setahun dilakukan Andreas, terbukti Andreas bukan hanya pria yang hanya manis di bibir saja. Banyak hal yang membuat Sarah merasa nyaman dan menikmati hari-hari yang mereka lalui bersama.
Tanpa perlu waktu yang lama bukan hanya pernyataan cinta yang Andreas lakukan namun ajakan untuk melangkah ke jenjang selanjutnya, hal itupun disambut baik kedua keluarga.
Lima bulan sebelumnya.
Seorang pria berdiri gelisah di pintu ruang bersalin, di dalamnya istri tercintanya sedang bertaruh nyawa melahirkan kedua anak kembar mereka. Ini kelahiran pertama sang istri, sungguh perasaan campur aduk yang dirasakan pria tersebut.
Tidak berselang lama, dari luar terdengar suara tangisan bayi, disusul tangisan kedua seorang bayi yang tidak kalah keras terdengar menghasilkan suara dua anak bayi yang saling bersahutan. Ucapan puji dan syukur terdengar lirih di bibir pria tersebut, begitu juga sanak saudara mereka.
Kedua suami istri yang baru saja dikaruniai dua anak kembar lelaki merasakan bahagia dan syukur. Setelah menikah setahun lalu tanpa perlu menunggu lama Anindita hamil dan sekaligus hamil anak kembar. Sang suami, Prayoga, tentunya menjadi siaga melindungi sang istri. Iya lelaki bernama Prayoga tersebut adalah lelaki yang sama yang juga mengucap janji pada Sarah Agnesia.
Prayoga sekarang adalah perwira menengah angkatan laut. Sebuah pencapaian yang tinggi bagi seorang anak petani dari desa yang merantau mengadu nasib. Prayoga berkenalan dengan Anindita pada saat harus ditugaskan ke Jawa timur. Anindita gadis ayu lembut yang meluluhkan hati Prayoga hingga akhirnya mereka menikah. Seorang guru taman kanak-kanak. Cinta mereka bersemi setahun selepas Prayoga melamar dan di tahun berikutnya kebahagiaan bertambah dengan adanya dua anak mereka.
15 September 2018
Tibalah hari ini, hari dimana dilangsungkannya pernikahan Sarah Agnesia dan Andreas Hadiwinata. Di depan altar mereka saling mengucap janji sehidup semati. Acara dilanjutkan dari gereja menuju tempat resepsi yang begitu meriah diadakan, Sarah yang seorang wanita yang berpengaruh dalam bidang advertising, Andreas seorang pengusaha tambang ternama negeri ini, serta tidak kalah menambah kemeriahan adalah para tamu ayahanda Sarah, dimana ayahanda adalah seorang laksamana angkatan laut negeri tercinta, menambah deretan tamu yang begitu berkelas.
Di sudut ruang aula hotel berbintang lima Jakarta Selatan, ada sepasang suami istri baru saja tiba dimana sebelumnya sang istri harus menitipkan kedua anak kembar mereka pada pengasuh dirumah. Anindita begitu anggun dengan gamis hitam dan khimar bernuansa hitam emas.
Tiba saatnya giliran suami istri tersebut menyalami sepasang pengantin yang sedang berbahagia.
"Kamu? Prayoga? Benarkah ini kamu?" tanya pengantin wanita
Sedikit anggukan sebagai jawabannya.
"Selamat menempuh hidup baru, semoga kamu berbahagia... Sarah," ucap sang tamu lelaki tersebut tidak lain dialah Prayoga. Suara lirih saat harus menyebut nama wanita yang pernah ada di hati prayoga.
"Perkenalkan ini istriku Anindita." Menunduk kepala Prayoga kala mengucapkan kalimat tersebut.
"Sarah."
"Anindita."
"Apa kamu sudah punya anak?" tanya Sarah kemudian
"Alhamdulillah, kami sudah dikaruniai dua orang anak." kali ini yang menjawab Anindita.
"Dua?" Terkejut Sarah menyebut angka tersebut.
"Iya, dua. Kembar. Usianya baru lima bulan. Karenanya kami tidak membawanya," terang Anindita dengan mata berbinar seperti ibu kebanyakan selalu senang ketika bercerita tentang anaknya.
Setelah Prayoga dan istri berlalu, tidak lepas Sarah menatap mereka sampai hilang di balik para tamu lainnya. Pesta telah usai, Sarah dan Andreas bertolak ke luar negeri untuk melakukan perjalanan keliling dunia yang mereka rencanakan sebagai bagian bulan madu impian mereka. Begitulah hati tidak bisa mengikat jika bukan dalam janji suci didepan Tuhanmu. Janjimu kepada kekasih di masa remaja akan menguap tak bersisa.
End
Rein Hudasediyani

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua