Resensi Buku Rara Kembalikan Anakku

 Judul : RARA – Kembalikan Anakku

Penulis : Akhyar Mustafa

Tahun Terbit : 2019

Penerbit : Lingkaran

Tebal Buku : 157 halaman


🍁🍁🍁


Ketika kau mendapati anak perempuanmu satu-satunya menggoreskan arang di wajahmu. Apakah yang akan kau lakukan padanya? Menorehkan luka di hatinya?


Rara--cantik, sehat, cerdas--, anak dari keluarga yang disegani dan dihormati. Bapaknya seorang imam kampung. Emaknya adalah wanita terpandang karena berasal dari keluarga pesantren.


Rara yang bercita-cita menjadi ustazah, memilih untuk belajar di pesantren. Namun apa daya, baru saja dua bulan nyantri, Rara harus dipulangkan ke rumah karena ... hamil.


Betapa murkanya emak, marwahnya sebagai panutan di kampung runtuh. Emak tidak terima harga dirinya hancur, juga tak terima atas perlakuan pihak pesantren pada Rara.


Akibat kejadian itu, bapak jadi jarang ke langgar. Bahkan jumatan pun terpaksa mencari masjid yang jauh dari kampungnya. Aib ini membuat emak dan bapak mendapat tekanan besar di kampung.


Emak berkali-kali memukul dan memaksa Rara agar mengaku, tapi Rara tetap diam seribu bahasa.


Emak ingin segera menyudahi semua penderitaan, kembali menjadi wanita disegani dan dihormati. Maka keputusan harus segera diambil, membiarkan Rara tetap hidup tapi dengan luka yang tak dapat dihapus, atau ... membunuhnya.


---


Buku ini berisi kisah yang menguras energi, tragis, juga mengharu biru. Penuh misteri, yang akhirnya satu per satu terkuak. Ada sebuah konspirasi di sana, antara tokoh agama dan pemerintah.


Di bagian kedua, diceritakan secara detail tentang penyiksaan emak pada Rara. Usahanya untuk menghilangkan nyawa calon bayi dan juga Rara.


Buat perempuan yang pernah melahirkan anak, pasti akan merasakan sakit yang Rara derita ketika dia diseret ke kebun pisang, ditendang, bahkan perutnya diinjak oleh emak hingga bayi dalam perutnya keluar.


Cerita selanjutnya berkisah tentang rasa bersalah emak pada Rara, tapi terkadang jika mulai kesal, emak akan kembali menyiksa Rara.


Bapak yang perangainya lembut tidak bisa berbuat apa pun untuk membela putrinya. Emak, bahkan terkadang Edwin--abang Rara--ikut serta menyiksa raga Rara.


Awalnya keluarga ini dipenuhi dengan kebahagiaan, tapi sejak Edwin di rumah, tak lagi melanjutkan kuliah. Keadaan rumah berubah total. Edwin kerap membiarkan bapak bekerja sendiri memanen buah cengkeh. Bahkan, Edwin mulai menanam ganja di samping rumah, ditanam di sela-sela seledri dan daun bawang.


Suatu hari, ketika emak hendak mendadar telur untuk lauk makan malam. Emak mencabut beberapa batang seledri, tanpa membawa penerang. Alhasil, emak mencabut tanaman ganja milik Edwin. Bisa dibayangkan apa yang terjadi selanjutnya, mereka jatuh bertumbangan.


Suatu malam, polisi mendatangi rumah emak. Edwin mulai ketakutan, dia sadar karena ada tanaman perdu itu di samping rumah. Namun, ternyata  polisi hanya menangkap pria yang memperkosa Rara. Ya, mulai  terjadi fitnah di sana sini, saling tunjuk siapa pelaku yang menghamili Rara.


Sementara Rara mulai terganggu jiwanya, emak mulai berhalusinasi dikejar arwah jabang bayi Rara. Bapak yang merasa bersalah, akhirnya menjadi korban tabrak lari dan menghembuskan napasnya di pinggir jalan.


Sungguh tragis hidup yang Rara jalani. Akhirnya pihak pesantren menganggap Rara tak bersalah. Identitas Rara terkuak. Pihak adik emak mulai membawa Rara berobat. Emak murka mendengar pengakuan seseorang atas apa yang terjadi pada Rara. Lalu emak mulai merasa bersalah karena telah menuduh keponakannya sebagai pelakunya.


Nasi telah menjadi bubur, emak ingin Rara kembali ceria seperti dulu. Dengan penuh penyesalan emak mulai bertobat dan menjalani hidupnya dengan ikhlas. Emak kini sendiri.


Buku ini penuh kejutan, dengan alur cerita maju mundur, pembaca menjadi penasaran ingin menuntaskan cerita. Terlebih kehadiran Maimun dan Laila yang tak disangka-sangka.


Buku ini terasa kurang panjang ceritanya. Ada beberapa salah ketik di dalamnya. Namun, semuanya tertutupi karena alur cerita yang tak terduga.


Oh iya, penasaran siapa yang menghamili Rara, atau siapa Rara sebenarnya. Silakan baca sendiri buku ini hingga tuntas.


#resensibuku

#rarakembalikananakku

Comments

Popular posts from this blog

Materi Praktik Cerpen

Resensi Buku Muni Luka Yang Tak Tersayat

Masa Tua